Kamis, 22 Mei 2014

Seta

Figur Wayang Seta
Seta

Seta

Raden Seta adalah anak sulung Prabu Matswapati raja Wirata yang berpasangan dengan Dewi Rekatawati. Seta berarti putih, nama tersebut diberikan karena Raden Seta berkulit putih. Selain berarti putih Seta berasal dari kata ‘set’ atau belatung. Nama tersebut berkaitan dengan kelahiran Seta. Ada yang mengatakan bahwa Seta lahir dari set atau belatung yang ada di tubuh Dewi Durgandini, saudara kembar Prabu Matswapati, jadi tidak dilahirkan oleh Dewi Rekatawati istri Prabu Matswapati.

Konon dikisahkan, Dewi Durgandini menderita penyakit kulit, hingga sekujur tubuhnya dikerumuni oleh set dan menebarkan bau amis. Penyakit yang telah menaun tersebut dapat disembuhkan oleh Begawan Palasara. Karena jasanya, Begawan Palasara dinikahkan dengan Dewi Durgandini. Setahun setelah menikah, Dewi Durgandini melahirkan anak yang diberi nama Abiyasa. Pada saat kelahiran Abiyasa ada set yang keluar bersamaan dengan bayi Abiyasa. Diperkirakan bahwa set tersebut merupakan sisa dari penyakit yang pernah diderita oleh Dewi Durgandini. Set tersebut kemudian disabda oleh Begawan Palasara maka jadilah seorang bayi dan diberi nama Seta. Raden Seta kemudian dijadikan anak sulung oleh Prabu Matswapati atau Raden Durgandana, saudara kembar Dewi Durgandini.
Seta adalah seorang yang pemberani, mempunyai ilmu-ilmu tingkat tinggi, dan pusaka sakti. Batara Narada pernah meminta bantuan kepada Seta untuk mengundurkan pasukan Pancalaretna pimpinan Prabu Malangkara atau Malangdewa, yang menyerang kahyangan Suduk Pangudal-udal. Atas jasanya mengalahkan Prabu Malangkara, Seta mendapatkan Dewi Kanekawati, putri Batara Narada.
Sebagai si sulung, sesungguhnya Seta akan diangkat sebagai putra mahkota, namun ia lebih senang menjalani laku sebagai petapa. Oleh karenanya sebagian besar dari waktunya dihabiskan di pertapaan Suhini, yang terletak di lereng gunung Selaperwata atau gunung Ulu-ulu.
Walupun menjadi petapa, Seta adalah beteng Negara Wirata yang kuat dan tangguh. Pernah pada suatu waktu, Seta bersama Bima dan Harjuna berhasil mengundurkan musuh gabungan dari Negara Trigatra dan Negara Hastina yang sudah berhasil menangkap Prabu Matswapati dan hampir saja menduduki kraton Wirata.
Ketika perang Baratayuda meletus, Seta diangkat sebagai panglima perang Pandawa untuk yang pertama kalinya. Di medan laga Seta berhasil memporak-porandakan lawan. Raden Rukmarata, putra Prabu Salya gugur di tangan Seta. Resi Bisma yang diunggul-unggulkan di Hastina, jika tidak dibantu ibunya, yaitu Dewi Ganggawati kewalahan tanding dengan Seta.
Jika sesuai dengan namanya, Seta artinya putih, maka penggambaran Seta dalam pewayangan berwajah putih. Namun kebanyakan wayang Resi Seta bermuka merah, untuk menggambarkan watak pemberani, tegas ‘getapan.’
herjaka HS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar